Menanam Markisa dari Bibit
Memperbanyak markisa bisa
dilakukan dengan berbagai cara. Yang sudah pernah saya coba adalah
dengan menyemaikan bijinya. Biji kering saya dapat dari seorang kolega
yang sudah pernah menanam pohon markisa. Bijinya kecil kecil, sebesar
butiran padi, namun tipis dan berwarna coklat.
Biji Markisa Kering siap tanam
Biji markisa
yang saya dapat itu lalu saya tanam di tanah dalam pot bekas minuman
air mineral. Masing masing pot saya isi dengan 3 – 4 biji buah markisa.
Awalnya saya ragu, apakah biji tersebut bisa berkecambah. Karena saya
tidak tahu media apa yang cocok untuk penyemaian itu. Saya menggunakan
campuran pasir, pupuk kandang dan sekam sebagai medianya. Tapi setelah
menunggu selama 5 – 8 hari, akhirnya muncul juga kecambahnya. Wah...
lega rasanya.
Setelah kecambah tumbuh,
dan daunnya menjadi 3 helai, saya pindahkan ke tanah. Sebelumnya saya
siapkan lubang tanah 30 x 30 cm, saya campurkan dengan pupuk kandang
yang saya beli dari Nursery. Saya aduk tanahnya sehingga gembur.. Siap
untuk menerima tanaman baru.
Asal asalan saya pindahkan 4 pohon markisa ke tanah. Semua tanaman
tersebut terus tumbuh, kecuali 1 tanaman yang mati. Mungkin karena saya
salah cara memindahkannya. Seharusnya tanaman tidak dicabut dari pot,
melainkan dipindahkan dengan tanah yang ada di dalam pot semaian. Tapi
tidak jadi masalah, karena 3 tanaman pun tumbuh subur.
Berlomba dengan pertumbuhan Markisa
Ketika pohon markisa tumbuh dari kecambahnya, saya santai saja. Saya
pikir cukup saja saya siapkan sebatang kayu sebagai tempat menjalar.
Tanaman pun menurut saja, menjalar di kayu yang sudah saya siapkan. Dua
minggu setelah kayu yang saya siapkan sudah hampir terlilit dengan pohon
markisa, mulailah saya berlomba dengan pohon markisa. Daya jalarnya
luar biasa bikin saya menyingsingkan lengan, membuat jalinan untuk
pertumbuhan markisa. Tanamannya menjulur kesana kemari, bahkan ada kabel
listrik pun maunya dirambati, dipakai tempat untuk tautan pohon. Wah
bisa rusak dong pemandangan. Akhirnya saya gunting bagian yang tidak
terkendali tersebut. Akhirnya seluruh jalinan kawat yang telah disiapkan
penuh dengan pohon markisa. Kecepatan rambatnya lumayan, bidang seluas 4
x 4 meter dipenuhi daun markisa hanya 2 minggu.
Menunggu Bunga menjadi Buah
Setelah 4 bulan markisa tumbuh, ternyata mulai muncul bunganya... ho ho
ho.... cepet ya. Dan pada waktu itu, sedang musim hujan. Wah... akhirnya
bunga markisa berguguran. Dari sekian banyak bunga yang muncul, hanya 3
buah markisa yang muncul. Mungkin karena hujan, sehingga bunganya
membusuk. Sempat kecewa, karena saya harus buang bunga bunga yang
berjatuhan.
Setiap hari saya intip bunga bunga markisa, tapi sore hari hujan turun,
dan esoknya saya sudah temukan bunga bunga yang berjatuhan. Wah... kapan
dong jadi buah semua?
Nah... bulan Maret 2009, Sidoarjo sudah mulai berubah cuacanya. Hujan
mulai mereda, dan ternyata Markisa tetap berbunga. Bahkan dari juluran
juluran baru tunasnya, banyak muncul bakal bunga. Ada harapan baru,
ketika satu per satu bunganya menjadi buah mungil. Woww .... asyikk.
Bunganya bener bener menjadi buah. Dari pohon yang aku tanam, ternyata
bisa berbuah lebat. Ting Gemandul (red (bhs jawa) : bergelantungan).
Kalau di hitung (biar Ivo dan Dera menyebut saya Pak Raden, cuek aja... )
jumlahnya bisa lebih dari 100 biji. Kan kalo di bagi bagi ke tetangga
seneng juga. Tapi Ivo dan Dera nggak usah yaaa, mereka biar tanam
sendiri di rumahnya....