Selasa, 10 Februari 2015

cara penanaman kacang panjang yang baik

1. SYARAT PERTUMBUHAN Tanaman tumbuh baik pada tanah Latosol / lempung berpasir, subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dan drainasenya baik, pH sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 20-30 derajat Celcius, iklimnya kering, curah hujan antara 600-1.500 mm/tahun dan ketinggian optimum kurang dari 800 m dpl.

2. PEMBIBITAN
  • Benih kacang panjang yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut: penampilan bernas/kusam, daya kecambah tinggi di atas 85%, tidak rusak/cacat, tidak mengandung wabah hama dan penyakit. Keperluan benih untuk 1 hektar antara 15-20 kg.
  • Benih tidak usah disemaikan secara khusus, tetapi benih langsung tanam pada lubang tanam yang sudah disiapkan.
3. PENGOLAHAN MEDIA TANAM
  1. Bersihkan lahan dari rumput-rumput liar, dicangkul/dibajak hingga tanah menjadi gembur.
  2. Buatlah bedengan dengan ukuran lebar 60-80 cm, jarak antara bedengan 30 cm, tinggi 30 cm, panjang tergantung lahan. Untuk sistem guludan lebar dasar 30-40 cm dan lebar atas 30-50 cm, tinggi 30 cm dan jarak antara guludan 30-40 cm
  3. Lakukan pengapuran jika pH tanah lebih rendah dari 5,5 dengan dolomit sebanyak 1-2 ton/ha dan campurkan secara merata dengan tanah pada kedalaman 30 cm
  4. Siramkan pupuk POC NASA yang telah dicampur air secara merata di atas bedengan dengan dosis ± 1 botol (500 cc) POC NASA diencerkan dengan air secukupnya untuk setiap 1000 m2(10 botol/ha). Hasil akan lebih bagus jika menggunakan SUPERNASA, cara penggunaannya sebagai berikut:
  • alternatif 1 : Satu botol Super Nasa diencerkan dalam 3 liter air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 50 lt air diberi 200 cc larutan induk tadi untuk menyiram bedengan.
  • alternatif 2 : setiap 1 gembor vol 10 lt diberi 1 peres sendok makan Super Nasa untuk menyiram 10 meter bedengan.

budidaya bayam

Cara Mudah Budidaya Tanaman Bayam 
 Tanaman bayam sudah sangat populer dan dikenal masyarakat Indonesia, sehingga konsumsi sayuran bayam juga meningkat. Kita bisa melihat aneka bayam dijual dipasar-pasar. Untk wilayah seperti Indonesia sebenarnya sangat baik dan istimewa untuk bercocok tanam termasuk budidaya tanaman bayam.
Bayam pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian yaitu: Bayam cabut dan bayam petik. Kali ini kita belajar bagaimana cara mebudidayakan tanaman bayam cabut. Kenapa kita pilih bayam karena proses budidayanya yang lumayan mudah dan tidak merepotkan serta hasil bisa cepat sekali untk panen. Yang akan kita pelajari tentang Cara budidaya bayam cabut ini terdiri dari.

Budidaya Tanaman Bayam

1. Pengolahan lahan
2. Pembibitan bayam
3. Teknik menanam bayam
4. Panen bayam cabut

Langsung kita masuki dalam tahap pertama yaitu:

1. Mengolah lahan untuk ditanami bayam cabut ini dimulai dari mencangkul lahan yang gunakannya adalah agar tanah menjadi gembur. Setelah mencangkul anda bisa membuat bedengan untuk penenaman bayam dengan lebar 100 cm atau hingga 200 cm. Buat juga selokan atau parit untuk mengalir air atau agar tidak tergenang dalam tanaman.

Buat parit dengan lebar 30 cm dan kedalaman 30 cm. Sebelum bayam ditanam sebaiknya bedangan diberi pupuk terlebih dahulu dan biarkan beberapa minggu sebelum anda mulai menanam benihnya.

2. Proses pembibitan bayam
Proses pembibitan ini maksudnya kita sendiri yang membibitkan bayam, bukan kita beli benihnya dari pasar. Prosesnya yaitu dengan menanam bayam dalam lahan yang sudah kita siapkan. Setelah kita tanam, kita rawat dan kita tunggu waktu berbunga tanaman bayam. Kalau anda menanam dua jenis bayam maka usahakan jarak kedua jenis bayam tidak dekat, agar tidak berbunga dalam waktu yang sama

Ketika bayam sudah berbunga dan tandannya sudah matang, maka petik bunganya dan kita keringkan. Keiringkan selama 4 hari dan remas secara halus agar bijinya yang hitam keluar. Biji inilah yang kita gunakan untuk penenaman nantinya.

3. Tahap penanaman bayam cabut
Tahap ketiga adalah menanam bayam cabut. Setelah ada benihnya, sekarang kita siap menanam bayam cabut. Proses penanaman bayam cabut ada dua cara yaitu dengan menebar langsung benihnya ke bedengan, kemudian menutupi biji bayam dengan tanah yang tipis. Cara ini adalah cara yang sangat sederhan dan mudah dilakukan.

Cara kedua yaitu dengan menanam pada media lain, baru kemudian dicabut dan ditanam pada bedengan secara rapi dan teratur.

Setelah penanaman kita lakukan, kita harus merawat bayam dengan baik, yaitu dengan menjaganya dari gulma atau tanaman lain yang tumbuh dalam tanaman bayam. Selain itu, kita juga harus merawatnya dari hama, ketika bayam sudah berdaun, maka hama adalah penyakit yang rentan sekali terjadi. Kita bisa menyemprotnya dengan pestisida anti hama. Perawatan ini dilakukan agar panen bayam nantinya maksimal dan banyak.

4. Proses pemanenan bayam cabut
Bayam cabut akan dipanen setelah ketinggiannya mencapai hingga 20 cm. Untuk mencapai angka ini bisanya tanaman bayam memerlukan waktu hingga 3 minggu - 3 minggu setengah. Sementara cara panen adalah dengan mencabutnya dari akar dalam tanah. Karena proses panennya yang seperti ini, maka sayuran bayam ini dinamakan dengan bayam cabut.

menanam cabe dalam pot

Cara Berkebun dan Menanam Cabe Rawit Merah di Pot

Siapa yang tidak mengenal cabe rawit? Dapat dipastikan bahwa seluruh masyarakat Indonesia mengenal varietas cabe yang satu ini. Ciri khas cabe rawit merah yaitu ukurannya yang relatif kecil namun mempunyai rasa pedas yang luar biasa. Semakin mahalnya harga cabe rawit di pasaran membuat cabe ini menjadi semakin berharga untuk didapatkan. Namun, pembaca tidak perlu khawatir dengan mahalnya harga cabe karena penulis akan memaparkan cara menanam cabe rawit merah yang tepat. Bagi pembaca yang halaman rumahnya tidak begitu luas dapat mencoba berkebun cabe rawit setelah mempelajari cara menanam cabe merah baik itu dalam  pot atau dalam polibag.
Berkebun Cabai Merah Rawit
Berkebun Cabai Merah Rawit
Sebelum memulai cara berkebun cabai merah rawit, pembaca perlu untuk memilih biji cabe rawit yang berkualitas. Pemilihan biji cabe dimulai dengan memilih buah cabe yang sehat alias tidak terlihat sakit. Setelah dipilih, kemudian buah cabe disayat untuk mengeluarkan bijinya. Biji cabe yang telah diambil kemudian dijemur selama tiga hari dengan tidak terpapar sinar matahari secara langsung. Setelah tiga hari, saatnya melakukan proses persemaian biji cabe rawit.
Proses persemaian cabe rawit diawali dengan merendam biji cabe rawit di air hangat selama setengah jam, kemudian dilanjutkan dengan merendamnya dalam larutan perangsang akar selama sehari semalam. Biji cabe yang terlihat mengapung segera dibuang karena tidak akan dapat tumbuh dengan optimal. Biji yang lolos seleksi dibungkus kain basah selama sehari semalam. Sebagai wadah semai, pembaca dapat menggunakan bak plastik dan pada bagian dasarnya diberi lubang berdiameter 10 cm. Sebagai media semai, campurkan pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1: 1 dan disiram dengan cairan perangsang akar.
Wadah dan media semai yang telah siap dapat segera digunakan untuk menyemai biji. Cara menanam cabe rawit melalui proses persemaian yang dilakukan satu per satu dengan diberi jarak antar biji supaya saat telah siap untuk ditanam di pot, benih dapat dicabut dengan mudah. Setelah disemai, bagian atas wadah yang terbuka ditutup dengan plastik tipis untuk menghindarkan biji dari gangguan. Media semai dijaga kelembabannya dengan menyiramnya dengan air secukupnya dan ditempatkan di lokasi yang teduh. Setelah biji cabe rawit tumbuh dan mempunyai sekitar empat helai daun yang baik, bibit cabe dapat segera dipindah ke pot. Saatnya pembaca memulai cara menanam cabe rawit di halaman rumah yang prinsipnya sama saja dengan cara menanam cabe merah di polibag atau di dalam pot.
Sebelum dilakukan proses penanaman, perlu untuk menyiapkan media tanam yang mempunyai fungsi sebagai pendukung pertumbuhan tanaman. Media tanam untuk cabe rawit yaitu campuran tanah gembur, pupuk kandang, dan ditambah dengan kompos dengan perbandingan 1: 1: 1 yang kemudian dimasukkan ke dalam pot berdiameter sekitar 30 cm. Media tanam harus sudah siap sejak 14 hari sebelum dimulainya proses penanaman. Satu minggu sebelum penanaman, media tanam disiram dengan larutan perangsang pertumbuhan tanaman. Setelah media tanam siap, saatnya melaksanakan cara menanam cabe rawit ataupun menanam cabe merah dalam polybag.
Cara menanam cabe rawit yang benar yaitu diawali dengan memilih bibit cabe rawit hasil semai yang kualitasnya baik, yaitu yang telah mempunyai daun minimal 4 helai sempurna. Bibit dicabut dari media semai dengan hati-hati supaya akar bibit tidak rusak. Pada media tanam di pot dibuat lubang dengan ukuran yang sedikit lebih besar dibanding dengan bibit. Masukkan bibit ke dalam lubang dengan memadatkan daerah sekitar akar supaya bibit dapat tumbuh dengan baik, dan siram dengan air secukupnya. Demikianlah cara menanam cabe rawit, semoga dapat bermanfaat.

cara menanam markisa

Menanam Markisa dari Bibit

Memperbanyak markisa bisa dilakukan dengan berbagai cara. Yang sudah pernah saya coba adalah dengan menyemaikan bijinya. Biji kering saya dapat dari seorang kolega yang sudah pernah menanam pohon markisa. Bijinya kecil kecil, sebesar butiran padi, namun tipis dan berwarna coklat.
Biji Markisa Kering siap tanam
Biji markisa yang saya dapat itu lalu saya tanam di tanah dalam pot bekas minuman air mineral. Masing masing pot saya isi dengan 3 – 4 biji buah markisa. Awalnya saya ragu, apakah biji tersebut bisa berkecambah. Karena saya tidak tahu media apa yang cocok untuk penyemaian itu. Saya menggunakan campuran pasir, pupuk kandang dan sekam sebagai medianya. Tapi setelah menunggu selama 5 – 8 hari, akhirnya muncul juga kecambahnya. Wah... lega rasanya.
Setelah kecambah tumbuh, dan daunnya menjadi 3 helai, saya pindahkan ke tanah. Sebelumnya saya siapkan lubang tanah 30 x 30 cm, saya campurkan dengan pupuk kandang yang saya beli dari Nursery. Saya aduk tanahnya sehingga gembur.. Siap untuk menerima tanaman baru.
Asal asalan saya pindahkan 4 pohon markisa ke tanah. Semua tanaman tersebut terus tumbuh, kecuali 1 tanaman yang mati. Mungkin karena saya salah cara memindahkannya. Seharusnya tanaman tidak dicabut dari pot, melainkan dipindahkan dengan tanah yang ada di dalam pot semaian. Tapi tidak jadi masalah, karena 3 tanaman pun tumbuh subur.
Berlomba dengan pertumbuhan Markisa
Ketika pohon markisa tumbuh dari kecambahnya, saya santai saja. Saya pikir cukup saja saya siapkan sebatang kayu sebagai tempat menjalar. Tanaman pun menurut saja, menjalar di kayu yang sudah saya siapkan. Dua minggu setelah kayu yang saya siapkan sudah hampir terlilit dengan pohon markisa, mulailah saya berlomba dengan pohon markisa. Daya jalarnya luar biasa bikin saya menyingsingkan lengan, membuat jalinan untuk pertumbuhan markisa. Tanamannya menjulur kesana kemari, bahkan ada kabel listrik pun maunya dirambati, dipakai tempat untuk tautan pohon. Wah bisa rusak dong pemandangan. Akhirnya saya gunting bagian yang tidak terkendali tersebut. Akhirnya seluruh jalinan kawat yang telah disiapkan penuh dengan pohon markisa. Kecepatan rambatnya lumayan, bidang seluas 4 x 4 meter dipenuhi daun markisa hanya 2 minggu.
Menunggu Bunga menjadi Buah
Setelah 4 bulan markisa tumbuh, ternyata mulai muncul bunganya... ho ho ho.... cepet ya. Dan pada waktu itu, sedang musim hujan. Wah... akhirnya bunga markisa berguguran. Dari sekian banyak bunga yang muncul, hanya 3 buah markisa yang muncul. Mungkin karena hujan, sehingga bunganya membusuk. Sempat kecewa, karena saya harus buang bunga bunga yang berjatuhan.
Setiap hari saya intip bunga bunga markisa, tapi sore hari hujan turun, dan esoknya saya sudah temukan bunga bunga yang berjatuhan. Wah... kapan dong jadi buah semua?
 
Nah... bulan Maret 2009, Sidoarjo sudah mulai berubah cuacanya. Hujan mulai mereda, dan ternyata Markisa tetap berbunga. Bahkan dari juluran juluran baru tunasnya, banyak muncul bakal bunga. Ada harapan baru, ketika satu per satu bunganya menjadi buah mungil. Woww .... asyikk. Bunganya bener bener menjadi buah. Dari pohon yang aku tanam, ternyata bisa berbuah lebat. Ting Gemandul (red (bhs jawa) : bergelantungan). Kalau di hitung (biar Ivo dan Dera menyebut saya Pak Raden, cuek aja... ) jumlahnya bisa lebih dari 100 biji. Kan kalo di bagi bagi ke tetangga seneng juga. Tapi Ivo dan Dera nggak usah yaaa, mereka biar tanam sendiri di rumahnya....

cara menanam sayur dan buah

Cara Tanam Sayur dan Buah Organik di Rumah


Masalah:
“Belakangan ramai dibicarakan tentang produk sayur-sayuran dan buah organik. Seram juga membayangkan bahaya pestisida dalam jangka panjang.”

Rencana awal:

Ingin mengganti sayur-sayuran dan buah untuk dikonsumsi sehari-hari dengan produk organik yang bebas pestisida.

Belum terlaksana karena:

Produk organik masih sulit ditemukan di kota kecil tempat tinggal saya. Kalaupun ada beberapa supermarket besar yang menjualnya, harganya masih terlalu mahal.

Solusinya:

Sebagian besar produk organik hingga sekarang ini memang masih bercitra ‘barang mewah’. Padahal Anda pun sebenarnya bisa menghasilkan produk organik (tanpa pestisida) sendiri.

Punya halaman di belakang atau samping rumah? Anda bisa menanam sayur-sayuran yang biasa dikonsumsi sehari-hari.


Menurut ahli gizi Wied Harry Apriadji, tanaman sayuran semusim (sekali tanam untuk sekali panen), seperti bayam, sawi, daun bawang, dan sebagainya, sangat mudah ditanam di rumah.


Anda tidak perlu menyiapkan pot, cukup menggunakan polybag (kantung plastik hitam). Gunakan media alami kaya hara, seperti pupuk hijau dan atau kompos, sehingga tanaman hanya tinggal disiram.


Anda juga bisa menanam daun katuk, tauge, dan sebagainya. Cara lain, pergilah ke pasar tradisional dan cari sayur-sayuran yang tidak terlalu popular, karena biasanya sayuran tersebut ditanam dalam skala kecil dan tidak perlu menggunakan pestisida.


Untuk buah-buahan, Anda juga bisa menanamnya jika punya lahan yang cukup luas, seperti mangga, jambu air, rambutan, alpukat, dan sebagainya.


Buah  lokal yang dibawa oleh tukang buah keliling, seperti pepaya, pisang, rambutan, atau jambu yang biasanya diambil dari kebun si abang buah sendiri, juga bisa jadi pilihan.


Buah-buahan seperti apel dan pir sebaiknya dikupas terlebih dahulu untuk meminimalisasi pestisidanya, meskipun karenanya Anda akan kehilangan sebagian kandungan gizi yang sebagian besar terdapat di kulit dan di bawah kulit. Cuci juga buah dan sayur dengan baik untuk mengurangi residu pestisida.


Yang lebih penting lagi, kalaupun Anda belum bisa mengganti seluruh bahan makanan Anda dengan yang organik, meningkatkan konsumsi sayur dan buah lebih banyak dibanding non-sayuran dan non-buah, sudah jauh lebih baik.